Jumat, 06 Agustus 2021

Kepergian Ayah

 

Jumat, tanggal 23 Juli 2021 pukul 22.40 WIB, Ayah pergi meninggalkan kami untuk selama-lamanya.

Semua terasa begitu cepat dan tiba-tiba. Rasanya masih seperti mimpi, seolah Ayah hanya pergi untuk sesaat dan akan kembali lagi ke sini.

Suara kendaraan Ayah yang dipanaskan oleh abang setiap pagi, terdengar seolah Ayah masih berada di rumah ini. Suara kalung Ayah yang kini dipakai oleh adik, terdengar seolah Ayah masih bersama kami.


Masih kuingat waktu kami sakit bersama-sama.

"Yah, kapan aku berobat?" tanyaku pagi-pagi buta kala itu sambil menggigil hebat.

Ayah langsung mengajakku pergi ke klinik bersama emak yang saat itu juga sedang sakit. Ayah mengantar kami untuk berobat dan saat itu kudengar Ayah berbicara pada temannya di klinik "Kalau aku udah sembuh. Gantian orang ini yang sakit"

Ayah yang lebih dulu sakit daripada kami dan dia berkata dia sudah sembuh. 

Padahal bohong.

Bertiga kami sakit bersama, berjemur bersama, makan bersama, berobat bersama. Dan bahkan kala itu, Ayah yang sedang sakit pun sempat memijat-mijat punggung belakang kami sambil mengatakan agar kami cepat sembuh.

"Selera gak selera makan aja!" kata Ayah memarahiku yang kala itu tidak ingin makan.


Namun tidak sampai berlama-lama, Ayah tiba-tiba ingin dirawat inap.

Dan mulai saat itu semuanya memburuk.

Perlahan Ayah kehilangan tenaga dan selera makannya. Ayah diam dan tidak ingin berbicara lagi. 

"Ayah tahu... tapi Ayah capek, Ayah udah malas ngomong." ujarnya.


Malam itu, Ayah mau berbicara dengan kami dan bahkan bercanda dan tersenyum, masih kuingat ekspresi wajahnya saat ia bercanda dengan kami.

Namun semua berlalu dengan cepat. 

Malam berikutnya Ayah menghembuskan napas terakhirnya.


Seminggu kami sakit bersama. 

Aku sembuh dan sangat sehat sampai hari ini...

Tapi tidak dengan Ayahku.

.


Banyak sekali penyesalanku.

Banyak sekali yang belum aku katakan pada Ayah. 

Banyak sekali jasa dan kasih sayangnya yang belum sempat kubalas.


Padahal aku ingin berfoto bersama Ayah saat wisuda nanti.


Rasanya sedih...

Sedih. Sakit.


Namun aku tahu, kami tahu kami harus merelakan Ayah.

Ayah sudah tenang dan terlepas dari segala penyakitnya.


Kata orang... 'Ayah orang yang baik'

Dan orang baik cepat dipanggil oleh Allah. 


.


Ayah yang tenang di sana ya...

Putri di sini akan selalu mendoakan Ayah.

Semoga kelak kita bisa bertemu lagi di surga :)


Aamiin ya Allah...










Dari anak gadis Ayah satu-satunya.

6 komentar:

  1. Tante adalah pengunjung setia blog Lianty...kqget sekali mendengar berita ini. Turut berduka cita untuk Lianty sekeluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak tante <3 semoga tante sehat selalu ...

      Hapus
  2. adeekk, keep strong yah deek <3

    BalasHapus

Thank you for leaving a comment ^^