Rabu, 31 Agustus 2022

[CERPEN] Terapi Kucing


Terapi Kucing
adalah cerita pendek anak-anak tulisanku yang pernah dimuat di Majalah Bobo pada tanggal 12 Mei 2022. Cerita lengkapnya dapat dibaca di bawah ini.

Terapi Kucing

(oleh: Lianty Putri)

Tidak seperti hari-hari biasanya, pagi ini Nia berangkat sekolah diantar oleh Ibu. Kak Sari yang setiap pagi selalu mengantar dan menjemput Nia ke sekolah sedang sakit. Padahal Nia lebih senang diantar ke sekolah oleh kakaknya karena setiap pagi Kak Sari selalu membawa makanan kucing di jok sepeda motornya.

Makanan kucing itu Kak Sari bawa untuk dibagikan pada kucing-kucing liar yang berkeliaran di area sekolah Nia. Nia sangat senang melihat kawanan kucing berkerumun menunggu Kak Sari dan makanan kucingnya setiap pagi. Kucing-kucing lucu itu mengeong dan mengelus-eluskan kepala mereka manja ke kaki Kak Sari dan Nia.

Sudah dua hari Kak Sari sakit dan tak keluar dari kamarnya. Nia senantiasa menunggu Kak Sari keluar dari kamar. Berharap sesekali Kak Sari keluar untuk mengambil makan atau minum, sayangnya Ibu lah yang mengantarkan makan dan minumnya ke dalam kamar. Nia khawatir namun ia juga takut untuk masuk ke kamar sang kakak. Takut membuat penyakit kakaknya semakin parah.

 “Kak Sari belum sembuh ya, Buk?” tanya Nia pada Ibu yang baru saja keluar dari kamar Kak Sari.

“Belum, Nak. Kak Sari sakit karena kelelahan, jadi harus istirahat dulu,” jawab Ibu.

Keesokan harinya Kak Sari belum juga keluar dari kamarnya. Pagi ini Nia diantar ke sekolah oleh ibunya lagi, jadi ia tak bisa bermain dengan kucing dan langsung masuk ke gerbang sekolah. Nia sangat rindu Kak Sari dan para kucing.

Di kelas saat jam pelajaran, Ibu Guru Ani bercerita tentang hewan. Mulai dari hewan liar sampai hewan peliharaan semua diceritakan oleh Bu Ani.

“Kalau Bu Guru capek, biasanya Bu Guru pergi ke kafe kucing untuk terapi,” celetuk Bu Ani membuat anak-anak terbengong. “Melihat dan bermain bersama kucing-kucing lucu membuat Bu Guru senang.” Mendengar cerita Bu Ani membuat Nia teringat dengan kakaknya yang sedang sakit di rumah. Mungkin Kak Sari butuh terapi kucing!

Sepulang sekolah, Nia mencari kardus dan mengumpulkan kucing-kucing yang terlihat paling lucu. Tangannya hampir saja dicakar oleh seekor kucing yang sulit ditangkap. Nia tak memusingkannya dan terus mencari kucing lucu untuk dikumpulkan ke dalam kardus. Akhirnya dengan usaha keras Nia berhasil mengumpulkan lima ekor anak kucing di dalam kardusnya. Kucing-kucing itu mengeong dengan suara menggemaskan.

“Untuk apa anak-anak kucing itu, Nak?” tanya Ibu kaget saat menjemput Nia yang terlihat susah payah menggendong kardus berisi kucing.

“Untuk Kak Sari, Buk! Kata Bu Guru, hewan-hewan lucu bisa menjadi terapi supaya Kak Sari cepat sembuh!” jelas Nia penuh percaya diri. Ibu menggeleng-gelengkan kepalanya heran namun ia tetap membantu Nia mengangkat kardus berisi kucing itu ke atas sepeda motor.

“Tapi nanti pulangkan mereka ke sini lagi ya....”

“Baik, Buk!”

Sesampai di rumah, Nia buru-buru masuk dan mengetuk pintu kamar Kak Sari. Mendengar tidak ada respons dari dalam kamar, Nia pun meminta bantuan Ibu untuk membukakan pintu.

Suara kucing mengeong membuat Kak Sari yang berbaring tertutup selimut kaget. Nia berlari kecil mendekat ke tempat tidur Kak Sari dan menunjukkan lima ekor anak kucing yang mengeong lucu. Dua diantaranya berwarna putih, satunya berwarna oranye, dan duanya lagi berwarna putih belang hitam.

“Astaga, kenapa Nia membawa anak-anak kucing ke rumah?” tanya Kak Sari kebingungan dengan kelima ekor kucing yang terus mengeong tersebut.

“Anak-anak kucingnya rindu dengan Kak Sari, jadi Nia bawa ke sini,” ujar Nia membuat Kak Sari terkekeh.

“Kalau begitu ambilkan makanan kucing di atas meja kerja kakak ya..., kasihan mereka kelaparan.” Nia mengambil makanan kucing di atas meja kerja dan memberikannya kepada Kak Sari.

Anak-anak kucing itu langsung berhenti mengeong dan makan dengan lahap. Kak Sari dan Nia tertawa riang melihat tingkah laku kelima ekor kucing tersebut.

“Hore! Kak Sari sudah sembuh! Ternyata benar kata Bu Guru, terapi kucing ampuh!” teriak Nia girang saat melihat Kak Sari tertawa riang bersama anak-anak kucing yang ia bawa.

“Hahaha! Terima kasih ya Nia, besok kita kasih makan kucing di sekolah Nia lagi ya... Tapi kita harus mengembalikan anak-anak kucing ini dulu,” ujar Kak Sari sambil mengelus-elus bulu anak kucing yang berwarna putih. Anak kucing itu mengeong dan melendot pada Kak Sari.

Nia tersenyum dan mengangguk patuh. Satu ekor anak kucing belang mendekati kakinya dan mulai mengeong. Ia mengangkat anak kucing tersebut ke pangkuannya dan mengelus kepalanya pelan. Terapi hewan benar-benar manjur, Kak Sari sudah sembuh dan mulai besok Nia bisa pergi ke sekolah bersama Kak Sari lagi.

 # link menuju ebook



3 komentar:

Thank you for leaving a comment ^^