Hari senin ini Lianty mau posting sesuatu nih.
Sesuatu yang aneh bin ajaib :>
Entah sejak kapan terlintas di fikiran Lianty buat
nge-post ini.
Iya, selama hampir satu tahun di kelas 1 SMA ini entah
sudah berapa banyak karangan yang Lianty tulis untuk pe’er dan tugas pelajaran
Bahasa Indonesia.
Mulai dari puisi, cerpen sampai naskah pidato. Dan
kali ini, Lianty mau share karangan-karangan Lianty itu. Karangan-karangan di
sini adalah karangan yang masih ada di dalam buku catatan, sisanya ada di
kertas ulangan dan latihan. Tapi kertas-kertasnya entah kemana :V. Jadi hanya
inilah yang bisa Lianty post.
Sebelumnya Lianty mau bilang kalau Lianty hanya
sekedar share ya…
ceritanya jangan dianggap serius :3
Tapi kalau bermanfaat boleh di ambil
kok :’3 *LOL
Catatan : Cerita dan puisi di sini asli karangan
Lianty. Maaf kalau rada absurd.
Buku catatan Bahasa Indonesia Lianty |
Cerita:
Laut Tador
Zaman dulu dikisahkan ada sebuah kampung yang ramai
penduduknya. Kampung itu suka mengasingkan diri dari kampung lainnya, entah
mengapa alasannya. Akibat dari hal itu ternyata cukup mengejutkan. Salah
seorang putra dari salah satu penduduk kampung yang pergi merantau pulang
kembali kekampungnya. Namun sang putra kebingungan, ia berkeliling ke sana ke mari mencari kampungnya. Namun nihil, yang
ia lihat hanya bentangan danau. Sekarang laut tador dibiarkan, dulu ketika
dijadikan tempat wisata, laut tador banyak memakan korban. Hal ini menjadikan
laut tador adalah legenda tersendiri, yang dipercaya bahwa kampung yang hilang
itu masih ada namun tak bisa dilihat.
Suling Ajaib
Di desa yang penuh tikus, seseorang datang membawa
sulingnya. Orang asing itu menawarkan diri untuk mengusir tikus dari desa
ketika melihat penduduk yang telah kewalahan. Penduduk langsung setuju dan
berjanji akan memberikan orang asing itu imbalan. Dia pun mengangkat dan meniup
sulingnya. Tikus-tikus terhipnotis dan jatuh, hilang di sungai. Orang asing
itupun meminta imbalan, namun penduduk mengingkarinya. Dengan satu tiupan
suling, anak-anak desa langsung terhipnotis dan mengikutinya ke arah sungai.
Penduduk meminta maaf dan berjanji akan segera memberinya imbalan.
Puisi :
Anak-anak Desa
Waktu terus berjalan
Roda terus berputar
Anak-anak desa terus berlarian
Anak-anak desa terus mendayung
Kepala suku terus melakukan upacara adat
Untuk berdoa kepada leluhur
Semoga anak-anak mereka kelak
Jadi anak Indonesia yang sukses
Apalah daya mereka dengan anak kota
Walau begitu, suara air terus terdengar
Pertanda mereka masih mendayung
Untuk menuntut ilmu…
Hutanku Tandus
Semuanya berantakan..
Gersang tak terawat..
Kering tak dilihat…
Alam yang hijau berubah menjadi merah
Ketika api memakan isinya
Gersang dan kering
Akibat ulah serakah manusia
Pujaanku
Rupamu amat menawan..
Seperti manisnya gula, begitulah senyumanmu…
Seperti dinginnya salju, begitulah gayamu…
Seperti hangatnya matahari, begitulah pelukanmu…
Namun sayang
Semua itu hanya mimpi
Itulah dia karangan-karangan Lianty yang masih ada. Sedikit yah :3
Sebenarnya banyak sih... tapi kertasnya yang menghilang entah kemana :3
Okelah... Lianty pamit dulu ya~
Sampai ketemu lagi~~
-Lianty Putri-
0 tanggapan:
Posting Komentar
Thank you for leaving a comment ^^