Senin, 22 Mei 2017

Karangan Cerita dan Puisi Dari Buku Catatan B.Indonesia (Edisi Tamat 1 SMA)

Hai sahabat blogger sepermainan~
Hari senin ini Lianty mau posting sesuatu nih. Sesuatu yang aneh bin ajaib :>
Entah sejak kapan terlintas di fikiran Lianty buat nge-post ini.
Iya, selama hampir satu tahun di kelas 1 SMA ini entah sudah berapa banyak karangan yang Lianty tulis untuk pe’er dan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
Mulai dari puisi, cerpen sampai naskah pidato. Dan kali ini, Lianty mau share karangan-karangan Lianty itu. Karangan-karangan di sini adalah karangan yang masih ada di dalam buku catatan, sisanya ada di kertas ulangan dan latihan. Tapi kertas-kertasnya entah kemana :V. Jadi hanya inilah yang bisa Lianty post. 

Sebelumnya Lianty mau bilang kalau Lianty hanya sekedar share ya… 
ceritanya jangan dianggap serius :3 
Tapi kalau bermanfaat boleh di ambil kok :’3 *LOL

Catatan : Cerita dan puisi di sini asli karangan Lianty. Maaf kalau rada absurd.

Buku catatan Bahasa Indonesia Lianty

Cerita:


Laut Tador


Zaman dulu dikisahkan ada sebuah kampung yang ramai penduduknya. Kampung itu suka mengasingkan diri dari kampung lainnya, entah mengapa alasannya. Akibat dari hal itu ternyata cukup mengejutkan. Salah seorang putra dari salah satu penduduk kampung yang pergi merantau pulang kembali kekampungnya. Namun sang putra kebingungan, ia berkeliling ke sana  ke mari mencari kampungnya. Namun nihil, yang ia lihat hanya bentangan danau. Sekarang laut tador dibiarkan, dulu ketika dijadikan tempat wisata, laut tador banyak memakan korban. Hal ini menjadikan laut tador adalah legenda tersendiri, yang dipercaya bahwa kampung yang hilang itu masih ada namun tak bisa dilihat.
 

Suling Ajaib



Di desa yang penuh tikus, seseorang datang membawa sulingnya. Orang asing itu menawarkan diri untuk mengusir tikus dari desa ketika melihat penduduk yang telah kewalahan. Penduduk langsung setuju dan berjanji akan memberikan orang asing itu imbalan. Dia pun mengangkat dan meniup sulingnya. Tikus-tikus terhipnotis dan jatuh, hilang di sungai. Orang asing itupun meminta imbalan, namun penduduk mengingkarinya. Dengan satu tiupan suling, anak-anak desa langsung terhipnotis dan mengikutinya ke arah sungai. Penduduk meminta maaf dan berjanji akan segera memberinya imbalan.


Puisi :
Anak-anak Desa


Waktu terus berjalan
Roda terus berputar
Anak-anak desa terus berlarian
Anak-anak desa terus mendayung

Kepala suku terus melakukan upacara adat
Untuk berdoa kepada leluhur
Semoga anak-anak mereka kelak
Jadi anak Indonesia yang sukses

Apalah daya mereka dengan anak kota
Walau begitu, suara air terus terdengar
Pertanda mereka masih mendayung
Untuk menuntut ilmu…


Hutanku Tandus

Semuanya berantakan..
Gersang tak terawat..
Kering tak dilihat…

Alam yang hijau berubah menjadi merah
Ketika api memakan isinya
Gersang dan kering
Akibat ulah serakah manusia



Pujaanku

Rupamu amat menawan..
Seperti manisnya gula, begitulah senyumanmu…
Seperti dinginnya salju, begitulah gayamu…

Seperti hangatnya matahari, begitulah pelukanmu…
Namun sayang
Semua itu hanya mimpi


Itulah dia karangan-karangan Lianty yang masih ada. Sedikit yah :3
Sebenarnya banyak sih... tapi kertasnya yang menghilang entah kemana :3
Okelah... Lianty pamit dulu ya~
Sampai ketemu lagi~~

-Lianty Putri-

0 tanggapan:

Posting Komentar

Thank you for leaving a comment ^^